Déjà vu (Pengucapan dalam bahasa Inggrisnya: /ˈdeɪʒɑː ˈvuː/ (bantuan·info), bahasa Perancis : /deˈʒa ˈvyː/) adalah sebuah frasa Perancis yang secara harafiah artinya adalah "pernah lihat / pernah
merasa". Maksudnya, kita mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan
pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa
Yunani para (παρα) yang artinya
ialah "sejajar" dan mnimi (μνήμη)
"ingatan". Gimana sobat remarkable pernah mengalami? Klo gue, iyah
pernah! *sp yg nanya
Sekelompok orang mengasosiasikannya dengan
gangguan pada otak sedangkan lainnya menghubungkan Deja vu dengan
kehidupan lain di masa lalu. Apa sih sebenarnya Deja vu ini? Mari kita telusuri
bersama :D
Apakah sobat pernah mengalami situasi di mana
secara sadar sobat mengenal betul situasi itu, yang menurut sobat telah sobat lalui
sebelumnya? Apakah sobat remarkable pernah mengalami suatu situasi di mana sobat
bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dan kemudian hal itu benar-benar
terjadi seperti yang sobat remarkable rasakan telah dilalui sebelumnya? Jika sobat
remarkable pernah mengalami hal-hal tersebut, itulah yang dinamakan Deja vu. So, Deja vu merupakan
peristiwa di mana seseorang merasa yakin telah mengalami situasi baru
sebelumnya. Selama mengalami sebuah situasi baru, seseorang merasakan suatu
kesamaan dengan sesuatu yang dialami di masa lalu. Seseorang merasa telah
melalui hal yang sama baru saja terjadi di masa lalu atau telah melihat hal itu
dalam mimpinya.
Nah istilah Deja vu
ini pertama kali diperkenalkan oleh Emile Boirac yang merupakan seorang
peneliti di bidang psikologi berkebangsaan Perancis. Kebanyakan mereka yang
mengalami Deja vu mengklaim telah melihat sesatu dalam mimpi mereka atau sangat
yakin telah melihat itu beberapa waktu yang lalu.
Beberapa Jenis Deja vu
Deja Senti: perasaan ini merujuk pada sesuatu "yang sudah dirasakan".
Hal itu merupakan fenomena kejiwaan dan para peneliti meyakini bahwa sesuatu
yang telah dirasakan di masa lalu itu sangat mirip dengan yang dirasakan saat
ini. Kesamaan pada kedua pengalaman tersebut membuat seseorang merasa bahwa dia
telah merasakan hal yang sama di masa lalu.
Deja Vecu: suatu perasaan bahwasanya segala sesuatu yang sedang terjadi baru saja
itu identik dengan apa yang terjadi sebelumnya serta satu gagasan tidak wajar
tentang apa yang akan terjadi berikutnya, diterminologikan sebagai Deja vecu.
Seseorang yang mengalami perasaan Deja vecu mengklaim telah mengetahui apa yang
sedikit lagi akan terjadi dan kadang kala merasa telah mengingat hal tersebut.
Deja Visite: Bentuk Deja vu ini merupakan suatu perasaan pernah mengunjungi suatu
tempat yang benar-benar baru. Seseorang yang mengalami bentuk Deja vu ini
mengklaim memiliki pengetahuan tentang sebuah tempat yang belum dikunjungi.
Seseorang mengklaim mengetahui letak geografi suatu tempat, ketika dia belum
pernah ke sana dalam kenyataannya. Deja visite dicirikhaskan dengan sebuah
pengetahuan tidak wajar tentang suatu tempat yang belum pernah dikunjungi.
Para peneliti telah lama mencari berbagai sebab
di balik Deja vu. Mereka mengasosiasikan penyakit-penyakit seperti schizophrenia,
kegelisahan atau gangguan neurologi lainnya. Para peneliti belum mencapai
kesuksesan dalam membangun hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan
Deja vu.
Namun tapi tetapi, para peneliti telah menemukan
bahwa Deja vu bisa saja merupakan hasil dari kegagalan sistem kelistrikan otak.
Deja vu dipercaya sebagai suatu sensasi yang salah pada ingatan atau memori. Beberapa obat-obatan juga dipercaya
sebaga salah satu faktor yang memicu Deja vu. Obat-obatan seperti amantadine
dan phenylpropanolamine telah diteliti sebagai penyebab perasaan Deja vu.
Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan aksi hyperdopaminergic pada area mesial
temporal otak yang menyebabkan Deja vu.
Otak manusia merupakan organ yang kompleks dan sangat menarik. Sudah merupakan
kecenderungan otak untuk menarik kesimpulan dari berbagai situasi yang berbeda.
Otak seringkali mencoba untuk bereksperimen mereproduksi suatu situasi yang
belum pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu antisipasi beberapa kejadian
oleh seseorang bisa membuat orang tersebut berpikir bahwa dia telah mengalami
suatu kejadian yang sama di masa lalu.
Yang menarik di sini, bisa saja terjadi bahwa
salah satu dari mata kita melihat sesuatu sebelum mata yang lain. Satu mata
merekam kejadian sebelumnya. Mata yang lainnya, yang merekam kejadian yang sama
beberapa milidetik kemudian, membuat otak merasakan ingatan. Salah satu mata
merasakan sesuatu dan otak mengartikannya. Mata lain yang tertinggal beberapa
milidetik merasakan hal yang sama dan mengirim gambar tersebut ke otak. Begitu
otak merasakan hal yang sama beberapa milidetik kemudian, orang tersebut merasa
bahwa dia telah melihat itu sebelumnya. Gagasan ini tidak dapat menjadi alasan
tepat untuk Deja vu karena orang yang hanya memiliki satu mata juga mengalami
Deja vu.
Tidak semua orang percaya bahwa semua bisa
dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
Beberapa teori terkait dengan Deja vu pada kemampuan fisik tertentu yang
dimiliki manusia, di lain pihak, orang lain mengatakan bahwa perasaan Deja vu
merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu. So memang benar, Deja vu
memiliki sifat-sifat misterius..!